my track on reverbnation

Minggu, 03 Maret 2013

Ponsel Pintar Jadi 'Otak' Satelit Luar Angkasa

Sebuah ponsel pintar Android kini tak hanya sekadar pelengkap kebutuhan komunikasi dan digital pengguna. Sesuai namanya, ponsel ini secara pintar dapat digunakan untuk mendukung misi luar angkasa.

Adalah HTC Nexus One, yang dilaporkan sukses menjadi otak peluncuran satelit milik Organisasi Riset Ruang Angkasa India (ISRO), STRaND-1 (Surrey Training, Research, and Nanosatellite Demonstrator), ke luar angkasa yang mengorbit Bumi awal pekan ini.

Satelit berukuran mini dengan bobot 8 pon, setara 3,6 kilogram, ini dirancang oleh Surrey Satellite Technology Limited (STTL) yang berbasis di Inggris Raya.

STTL merancang STRaND-1 yang difungsikan untuk mengukur bagaimana kinerja ponsel konsumer di ruang angkasa. Selain itu, ponsel Android ini juga menunjukkan kinerja pendorong denyut plasma pada satelit berukuran mungil ini.

Menurut SSTL, di atas satelit, Nexus One akan menjalankan aplikasi yang akan mengumpulkan data ilmiah, mengambil citra Bumi menggunakan kamera 5 MP pada ponsel pintar, sampai mengendalikan beberapa fungsi satelit. Menakjubkan.

PCWorld melansir, 28 Februari 2013, alat monitor temperatur akan memastikan Nexus One menjalankan sejumlah program secara intensif, menjaga suhu CPU agar tetap hangat, dan menghindari baterai dari kondisi beku.

Dalam misi pentingnya itu, Strand-1 juga akan menjalankan aplikasi yang disebut Scream in Space, guna menguji suara yang dipancarkan dalam ruang angkasa.

SSTL tidak memberitahukan berapa biaya unit satelit ini, tapi dikatakan sedikit lebih mahal dari biaya mobil MPV kelas atas, atau sekelas Toyota Alphard.

Nexus One belum akan mengambil alih satelit Strand-1 dalam beberapa minggu ke depan, sampai para ilmuwan di Bumi memastikan hal-hal lain pada satelit itu berjalan. Sementara menunggu waktu peralihan, satelit mini dikendalikan oleh sistem kontrol ketinggian satelit dan komputer berbasis Linux, CubeSat.

Strand-1 adalah salah satu dari enam muatan komersial yang diluncurkan oleh roket PSLV-C20 milik ISRO. Muatan utama pada misi ini yaitu satelit penelitian oseanografi, SARAL, yang merupakan buah kerja sama Prancis dan India.


sumber : http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/394004-ponsel-pintar-jadi--otak--satelit-luar-angkasa

Sabuk Radiasi Misterius Terdeteksi di Sekitar Bumi

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan sabuk radiasi sekitar Bumi melalui misi Van Allen Probe.

Van Allen Probe adalah sepasang pesawat ruang angkasa robotik yang diluncurkan pada Agustus tahun lalu. Pesawat ini mengembangkan misi investigasi pasangan sabuk radiasi Bumi.

Menariknya, misi ini menemukan tiga cincin radiasi singkat, yang sebelumnya tidak diketahui di sekitar Bumi.

Dilansir Gizmodo, Jumat 1 Maret 2013, NASA mengatakan penemuan ini merupakan salah satu keberuntungan. Pasalnya, hanya tiga hari setelah satelit Van Allen Probe diluncurkan, tim peneliti ilmuwan planet yang dipimpin Daniel Baker, mengajukan permintaan terakhir yang tak biasa.

Tim ini meminta teleskop Relativistic Electron Proton Telescope (REPT) diaktifkan lebih awal dari yang dijadwalkan. Maksudnya, agar pengamatan tim ini akan melengkapi misi lain mereka yang disebut SAMPLEX. Namun, yang terjadi adalah hal tak terduga.

Instrumen REPT menangkap pemandangan sejumlah penambahan partikel energi tinggi yang terperangkap di antara dua sabuk radiasi Allen Belt. Energi dari sabuk radiasi misterius itu terkepung, sekitar 11.900 sampai 13.900 ribu mil di atas permukaaan Bumi.

"Kami mulai bertanya-tanya, apakah ada sesuatu yang salah dengan instrumen kami," kata Shri Kanekal, ilmuwan yang juga deputi misi Van Allen Probe.

"Kami memeriksa segalanya, tapi tidak ada yang salah. Sabuk ketiga berjalan indah, hari demi hari, minggu demi minggu, selama empat minggu," tambahnya. Pada 1 Oktober, sabuk ketiga ini lenyap. Diduga karena gelombang kejut akibat badai kuat matahari.

Soal waktu pembentukannya, letusan matahari besar yang terjadi pada 31 Agustus 2012 disinyalir turut jadi pemicu.

Penemuan ini diklaim menjadi penemuan favorit. Penemuan sabuk radiasi Bumi, Van Allen merupakan penemuan pertama pada Space Age (zaman eksplorasi ruang angkasa) yang dimulai pada 1957.


sumber : http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/394412-sabuk-radiasi-misterius-terdeteksi-di-sekitar-bumi

Nyamuk Kini Kebal terhadap Obat Oles Anti-Nyamuk

Bagi manusia, nyamuk adalah serangga yang mengganggu. Untuk menangkal serangan, berbagai obat pun dibuat oleh manusia, seperti obat semprot dan obat oles.

Tapi, baru-baru ini, para peneliti dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine menemukan bahwa kini nyamuk sudah mulai kebal terhadap obat oles penangkal nyamuk.

Penelitian yang telah dipublikasikan dalam Jurnal Plus One ini dilakukan untuk mencari alternatif lain untuk menggembangkan Deet-N,N-diethyl-meta-toluamide-, yakni cairan penangkal serangga yang pertama kali dikembangkan oleh militer Amerika Serikat pada Perang Dunia II.

"Saat ini, kami sedang mencari cara agar nyamuk yang kebal terhadap cairan anti-nyamuk bisa kembali menolak cairan tersebut," kata Dr. James Logan dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine, sebagaimana dilansir BBC, 22 Februari 2013.

Sebenarnya ada penelitian yang menyatakan bahwa serangga tak suka dengan bau yang ada pada bahan-bahan kimia. Penelitian baru ini dilakukan berdasarkan kekhawatiran terhadap resistensi nyamuk terhadap obat penangkal nyamuk.

Mendalami hal tersebut, peneliti melakukan uji coba dengan mengoleskan cairan penangkal serangga ke seorang relawan. Awalnya, nyamuk memang menolak menghisap darah manusia. Tapi, setelah beberapa jam, nyamuk itu kembali mendekati manusia dan menghisap darahnya.

Mengapa nyamuk bisa kebal terhadap cairan penangkal serangga? Untuk menyelidiki hal itu, peneliti memasang elektroda di antena serangga untuk mengetahui rangsangan pada nyamuk.

"Hasilnya mengejutkan. Nyamuk tidak lagi sensitif terhadap bahan-bahan kimia, sehingga nyamuk akan kembali mendekati manusia yang sudah menggunakan cairan penangkal serangga," ucap Logan.

Karena, dia menjelaskan, ada perubahan pada sistem penciuman nyamuk pada saat pertama kali mencium cairan penangkal serangga dan setelah beberapa lama mencium cairan penangkal serangga.

"Nyamuk mengalami perubahan pada indra penciumannya, sehingga aroma cairan penangkal serangga jadi tak mempan," ujarnya.

Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan cairan penangkal serangga sangat berbahaya jika digunakan di daerah yang memiliki risiko wabah nyamuk yang tinggi.


sumber : http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/392549-nyamuk-kini-kebal-terhadap-obat-oles-anti-nyamuk

Friendster Mati Suri, Apa Penyebabnya?

Friendster adalah jejaring sosial yang sempat menjadi terpopuler di dunia beberapa tahun lalu. Didirikan pada tahun 2002, jejaring sosial ini setahun lebih dulu dari MySpace, bahkan dua tahun lebih tua dari Facebook.

Karena itu, Friendster dianggap menjadi pelopor di dunia jaringan sosial. Pada puncak kejayaannya, Friendster memiliki lebih dari 100 juta pengguna, dan dilaporkan pengguna paling banyak terkonsentrasi di Asia Tenggara.

Pada bulan Juli 2009 silam, setelah dihantui beberapa masalah teknis dan desain barunya, jejaring sosial ini menghadapi bencana besar. Lalu lintas pengguna Friendster terjun bebas. Baik air bah, penggunanya migrasi ke jejaring sosial Facebook. Perlahan tapi pasti, Friendster "mati suri."

Untuk memastikan penyebabnya, baru-baru ini ada sebuah penelitian yang berjudul "Social Resilience in Online Communities: The Autopsy of Friendster" (Ketahanan Sosial dalam Komunitas Online: Sebuah Autopsi terhadap Friendster)

Penelitian ini dilakukan oleh David Garcia, Pavlin Mavrodiev, dan Frank Schweitzer, dari Swiss Federal Institute of Technology. Ketiganya tertarik untuk mengautopsi Friendster secara digital yang datanya didapat sebelum jejaring sosial itu kehilangan nyawanya.

Penelitian ini bisa dijadikan bahan pembelajaran bagaimana sebuah jejaring sosial bisa berhasil dan gagal. "Ketika biaya -waktu dan usaha- lebih besar dari manfaat yang didapat dari sebuah jejaring sosial, maka itulah saat yang tepat untuk eksodus," kata David Garcia,Gizmodo melansir, 3 Maret 2013.

Dia menjelaskan, ada satu alasan yang membuat para pengguna menjadi loyal, yaitu struktur pertemanan yang diciptakan antarpengguna jejaring sosial.

"Ketahanan suatu jejaring sosial ditentukan oleh jumlah teman dari penggunanya. Jadi, jika sebagian besar pengguna hanya memiliki dua teman, maka jejaring sosial itu akan lenyap. Ketika satu teman kita keluar, maka hanya tersisa satu. Pada akhirnya, kita pun akan meninggalkan jejaring sosial itu," jelas Garcia.

Lain halnya jika para pengguna jejaring sosial memiliki 10 teman. Apabila ada satu teman yang hilang, maka sangat kecil kemungkinan jejaring sosial itu akan mati. "Jadi, struktur jaringan pertemanan yang tepat menjadi indikator penting dalam kesuksesan sebuah jejaring sosial," ujar Gracia.

Pada kenyataannya, kelangsungan hidup sebuah jejaring sosial ditentukan oleh dua faktor. Pertama, hubungan antara manfaat dan biaya, dan kedua adalah jaringan pertemanan. Dalam kasus Friendster, desain baru situs menyebabkan besarnya biaya dari pada manfaat dan jaringan pertemanan yang berkurang drastis.

"Jika sudah tidak ada manfaat, maka orang-orang akan sadar bahwa berada di situs tersebut hanya sia-sia. Pada akhirnya, situs itu hanya tinggal sejarah," tutup Gracia.


sumber : http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/394682-friendster-mati-suri--apa-penyebabnya-

Ditemukan, Benua Kuno di Dasar Samudera Hindia


Studi baru menemukan di bawah Samudera Hindia terkubur sebuah benua kuno. Para peneliti menemukan bukti-bukti adanya daratan yang luas di antara 2.000 hingga 8,5 juta tahun yang lampau.

Daratan luas, yang diberi nama Mauritia oleh para peneliti itu, akhirnya terpecah-pecah dan lenyap di bawah gelombang air laut dan membentuk bagian-bagian baru.

Hingga 750 juta tahun yang lalu, daratan di Bumi terkumpul dalam satu benua luas yang disebut Rodinia. Namun, saat ini semua benua sudah terpisah dengan jarak ribuan kilometer. Padahal, dulu India berada bersebelahan dengan Madagaskar.

Kini, para peneliti mulai percaya dengan eksistensi benua Rodinia di waktu lalu. Mereka telah menemukan bukti sepotong benua -dikenal sebagai microcontinent (salah satu dari tujuh daratan besar di permukaan bumi)- yang terselip di antara negara India dan Madagaskar.

Setelah meneliti pasir di pantai Mauritius, para peneliti telah sampai pada kesimpulannya. Mereka menemukan kandungan mineral yang berumur tua di pantai tersebut.

"Kami telah menemukan zircon (batuan mineral) di Pantai Mauritius, dan ini adalah salah satu kandungan yang hanya ditemukan di benua yang berumur sangat tua," kata Profesor Trond Torsvik, dari Universitas Oslo di Norwegia, dilansir BBC, 25 februari 2013.

Setelah diteliti, zircon yang ditemukan ternyata berumur di antara 600 sampai 1.970 tahun yang lalu. Tim peneliti menyimpulkan bahwa zircon tersebut adalah sisa-sisa tanah kuno yang terseret ke permukaan pulau setelah terjadi letusan gunung berapi.

"Saya percaya potongan-potongan Mauritia bisa ditemukan 10 kilometer di bawah Mauritius dan di bawah lautan luas Samudera Hindia," ucap Torsvik.

Sekitar 85 juta tahun lalu, India dan Madagascar berada dalam satu microcontinent, namun akhirnya terpisah dan terkubur di bawah gelombang laut.

Saat ini, tim peneliti masih mencari bagian-bagian dari benua lain yang tersebar di bawah Samudera Hindia. 

"Kami perlu data seismik untuk mendapatkan gambar yang terstruktur. Ini akan menjadi bukti utama untuk menelusuri benua yang hilang, namun untuk mewujudkannya butuh biaya yang besar," tutup Torsvik.


sumber : http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/393171-ditemukan--benua-kuno-di-dasar-samudera-hindia

Ikan Hiu, Predator yang Terancam Punah


Sejumlah temuan menempatkan ikan hiu sebagai predator paling mematikan di laut setelah ikan paus. Namun, pemancingan ikan yang kian agresif mengancam spesies hiu menuju kepunahan.
Sebuah studi baru mencatat temuan yang mengkhawatirkan. Sekitar 100 juta ekor ikan hiu mati setiap tahunnya.

"Menurut analisis kami, ada sekitar satu dari 15 hiu di dunia mati setiap tahun karena ulah para pemancing," kata Boris Worm, kepala peneliti sekaligus profesor biologi di Dalhousie University Canada.

"Meningkatnya permintaan terhadap sirip ikan hiu menjadikan spesies ini semakin rentan punah dari sebelumnya," jelas Worm, dikutip Livescience, Minggu 3 Maret 2013.

Berdasarkan data kematian hiu yang berhasil terkumpul, termasuk laporan perkiraan hasil tangkapan ilegal yang masuk, para peneliti memperkirakan setidaknya ada 100 juta hiu yang dibantai pada tahun 2000. Dan, jumlahnya tidak kunjung menurun, karena di tahun 2010, diketahui sekitar 97 juta ekor hiu dibunuh.

Tapi, karena jumlah data tepat terkait jumlah hiu terbunuh masih simpang siur, menurut para peneliti, kematian hiu bisa jadi berkisar 63 juta hingga 273 juta ekor dalam setahun. Sungguh ironis.

Selama ini, ikan hiu diburu karena memang banyak peminat, baik untuk dagingnya, minyak hati, tulang rawan, dan sirip yang seringkali dipotong dari ikan hiu yang masih hidup.
Sirip ini lazim digunakan dalam sup sirip hiu. Menu ini menjadi andalan yang lezat dan menarik di Asia Timur. Bahkan, di Australia, tepatnya Victoria, hiu sudah menjadi santapan sehari-hari, baik disajikan dalam bentuk ikan bakar atau keripik.

Namun, kelezatan ikan hiu nyatanya tidak dibarengi keseimbangan ekosistem laut. Pertumbuhan yang lamban karena tingkat reproduksinya yang rendah, membuat hiu sulit mempertahankan populasi spesiesnya. Dan, sang pemangsa laut ini diperkirakan akan sangat sulit untuk mengembalikan keadaan seperti semula.

Dalam studi yang sudah diterbitkan online di jurnal Marine Policy, para peneliti yang juga komunitas pemerhati alam menuturkan, populasi hiu yang menipis sudah masuk tahap memprihatinkan, karena sebagai predator paling atas, hiu membantu keseimbangan ekosistem laut dunia.
Sirip ikan hiu yang sedang dijemur di Kaohsiung, Taiwan.

Pada tanggal 3 Maret 2013, ratusan delegasi dari 177 negara di dunia akan turun ke Bangkok untuk menghadiri pertemuan Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah, atau Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES).

Dalam agenda tersebut, proteksi perdagangan terhadap lima spesies ikan hiu akan digaungkan, termasuk jenis hiu putih samudera, porbeagle, dan tiga jenis hiu martil(hammerhead), yang kerap diburu untuk diambil siripnya.

"Cukup menyumbangkan suara 'setuju' untuk mengembalikan keadaan, mempertahankan spesies hiu yang kini terancam punah di dunia," ujar Elizabeth Wilson, manajer konservasi hiu global di organisasi lingkungan hidup Pew Charitable Trust.

"Negara-negara peserta harus memanfaatkan kesempatan ini untuk melindungi predator puncak dari kepunahan," tegasnya.
sumber : http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/394700-ikan-hiu--predator-yang-terancam-punah